Selasa, 28 Maret 2017

MOTIVASI, PENGAJARAN, DAN PEMBELAJARAN

Apa Motivasi itu?
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku.

Perspektif tentang motivasi
Perspektif Behavioral
Perspektif behavioral menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid.

Perspektif Humanistis
Perspektif humanistis menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka. Menurut hierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan sebagai berikut 



Fisiologis lapar, haus, tidur

Keamanan (safety) bertahan hidup, seperti perlindungan dari perang dan kejahatan

Cinta dan rasa memiliki keamanan (security), kasih sayang, dan perhatian dari orang lain

Harga diri menghargai diri sendiri

Aktualisasi diri realisasi potensi diri

Aktualisasi diri
Kebutuhan tertinggi dan sulit dalam hierarki Maslow, diberi perhatian khusus. Aktuliasasi diri adalah motivasi untuk mengembangkan potensi diri secara penuh sebagai manusia

Perspektif Kognitif
Perspektif kognitif memfokuskan diri pada motivasi internal untuk meraih sesuatu, atribusi, keyakinan murid bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara  efektif, dan dapat menentukan tujuan, merencanakan, dan memonitor kemajuan mereka ke arah tujuan. Perspektif kognitif mirip dengan konsep motivasi kompetensi R. W. White, yakni ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secara efisien.

Perspektif Sosial
Perspektif sosial menekankan perlunya afiliasi, yaitu motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman.

MOTIVASI UNTUK MERAIH SESUATU

Motivasi Ekstrinsik dan Intrinsik

Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk 
mencapai tujuan. Motivasi ini sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Motivasi Intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri).

Determinasi Diri dan Pilihan Personal
Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal.

Pengalaman Optimal
Csikszentmihalyi menggunakan istilah flow untuk mendeskripsikan pengalaman optimal dalam hidup. Ia menemukan bahwa pengalaman optimal itu kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas dan terjadi ketika individu terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tak terlalu mudah.

Imbalan Ekstrinsik dan Motivasi Intrinsik
Dalam beberapa situasi, hadiah dapat melemahkan kinerja. Ketika hadiah dipakai, hadiah itu harus mengandung informasi tentang penguasaan tugas, bukan sebagai kontrol eksternal

Pergeseran Developmental dalam Motivasi Ekstrinsik dan Instrinsik
Para periset telah menemukan bahwa saat murid berpindah dari SD ke SMP dan SMA, motivasi intrinsik mereka terus menurun, terutama selama SMP. Konsep kesesuaian lingkungan-person menimbulkan perhatian pada kurangnya kesesuaian antara minat remaja pada kemandirian dan kontrol sekolah yang makin ketat, yang menyebabkan evaluasi dan sikap negatif terhadap sekolah.

Proses Kognitif Lainnya
Teori Atribusi menyatakan bahwa individu termotivasi untuk menemukan sebab-sebab dari perilaku dalam rangka memahami perilaku. Weiner mengidentifikasi tiga dimensi atribusi kausal

Lokus, persepsi murid tentang kesuksesan atau kegagalan sebagai akibat dari faktor internal atau eksternal yang memengaruhi harga diri murid
Stabilitas, persepsi murid terhadap stabilitas dari suatu sebab yang memengaruhi ekspetasi kesuksesannya

Daya kontrol, persepsi murid tentang daya kontrol atas suatu sebab berhubungan dengan sejumlah hasil emosional seperti kemarahan, rasa bersalah, rasa kasihan, dan malu
Motivasi untuk Menguasai

Orientasi penguasaan (mastery), berfokus pada tugas bukan pada kemampuan, dan melibatkan sikap positif dan strategi berorientasi solusi

Orientasi helpless, berfokus pada kelemahan personal, menghubungkan kesulitan dengan kekurangan kemampuan, dan menunjukkan sikap negatif (seperti rasa cemas dan bosan)

Orientasi kinerja, lebih memerhatikan hasil daripada proses pencapaiannya

Self-Efficacy
Self-efficacy (kecakapan diri) adalah keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai situasi dan memproduksi hasil positif. Bandura percaya bahwa kecakapan diri adalah faktor penting yang memengaruhi prestasi murid. Schunk berpendapat bahwa kecakapan diri memengaruhi pilihan tugas oleh murid, dan bahwa murid dengan kecakapan yang rendah mungkin akan menghindari banyak tugas pembelajaran, terutama yang menantang atau sulit.

Penentuan Tujuan, Perencanaan, dan Monitoring Diri
Menentukan tujuan yang spesifik, jangka pendek dan menantang akan bermanfaat bagi kecakapan diri dan prestasi murid. Dweck dan Nicholls mendefinisikan tujuan dari segi fokus yang berhubungan dengan prestasi langsung dan definisi sukses. Meskipun perencana yang baik berarti mampu mengelola waktu secara efektif, menentukan prioritas, dan mampu menata. Monitoring diri adalah aspek utama dari pembelajaran dan prestasi

Kecemasan dan Prestasi
Kecemasan (anxiety) adalah perasaan takut yang samar dan tidak menyenangkan. Kecemasan yang tinggi dapat berasal dari ekspektasi orang tua yang tak realistis. Kecemasan murid bertambah ketika mereka makin tua dan menghadapi banyak evaluasi, perbandingan sosial, dan kegagalan (bagi beberapa murid). Program kognitif yang mengganti pemikiran yang merugikan diri sendiri dengan pemikiran yang konstruktif dan positif akan lebih efektif untuk meningkatkan prestasi ketimbang menggunakan program relaksasi.

MOTIVASI, HUBUNGAN, DAN KONTEKS SOSIOKULTURAL
Motif Sosial adalah kebutuhan dan keinginan yang dipelajari melalui pengalaman dengan dunia sosial. Kebutuhan untuk afiliasi atau keterhubungan melibatkan motif untuk merasa aman dalam berhubungan dengan orang lain, yakni dengan menjalin, memelihara, dan memulihkan hubungan yang hangat dan personal.

Hubungan Sosial
Orang Tua
Karakteristik demografis (seperti level pendidikan, waktu kerja, dan struktur keluarga)
Praktik pengasuhan anak (seperti penyediaan jumlah tantangan dan dukungan yang tepat
Penyediaan pengalaman spesifik di rumah (seperti penyediaan materi bacaan)

Teman Sebaya (Peer)
Teman sebaya dapat memengaruhi motivasi murid melalui perbandingan sosial, kompetensi sosial, pembelajaran teman sebaya, dan pengaruh kelompok teman sebaya

Guru
Riset menunjukkan bahwa dukungan dan perhatian guru juga berpengaruh bagi prestasi anak

Guru dan Orang Tua
Satu aspek penting untuk menguatkan motivasi murid adalah mengajak orang tua menjadi mitra dalam pendidikan anaknya, saling bekerja sama dengan guru

Konteks Sosiokultural
Status Sosioekonomi dan Etnisitas
Guru harus mengenali dan menghargai diversitas di dalam kelompok kultural dan harus membedakan antara pengaruh status sosioekonomi dengan pengaruh etnis. Kualitas sekolah bagi banyak murid miskin lebih rendah dibandingkan murid kelas menengah ke atas

Gender
Perbedaan gender dalam prestasi berkaitan dengan keyakinan dan nilai. Perhatian utama adalah perbedaan gender dalam interaksi guru-murid, kurikulum dan isi, pelecehan seksual, dan bias gender

MURID BERPRESTASI RENDAH DAN SULIT DIDEKATI
Murid yang Tidak Bersemangat, murid jenis ini mencakup
  • Murid Berprestasi Rendah dengan Ekspektasi Kesuksesan yang Rendah 
  • Murid ini membutuhkan bantuan dan dukungan, tetapi dia juga perlu diingatkan bahwa kemajuan  akan diakui sepanjang sudah dilakukan upaya riil 
  • Murid dengan Sindrom Kegagalan (yang punya ekspektasi rendah untuk sukses dan mudah menyerah) 
  • Murid dengan jenis ini sering kali menjalankan tugas dengan setengah hati dan cepat menyerah saat pertama kali menghadapi kesulitan. Strategi yang dapat untuk meningkatkan motivasi murid ini, adalah metode pelatihan ulang (retraining) kognitif, dan training strategi 
  • Murid yang Termotivasi untuk Melindungi Harga Dirinya dengan Menghindari KegagalanStrategi untuk membantu murid mengurangi kesibukannya melindungi harga diri dan menghindari kegagalan adalah aktivitas yang menarik, menentukan tujuan yang menantang tetapi dapat diraih, memperkuat hubungan antara harga diri dan usaha, punya keyakinan positif terhadap kemampuan mereka sendiri, dan hubungan guru-murid yang positif

Murid yang Tidak Tertarik atau Teralienasi (Terasing)
Strategi untuk murid jenis ini adalah membangun hubungan yang positif dengan murid tersebut, membuat sekolah menjadi lebih menarik bagi mereka, strategi belajar yang menyenangkan, dan mempertimbangkan penggunaan mentor dari komunitas atau murid yang lebih tua sebagai orang pendukung bagi murid

PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA

Proses dan Periode
Pola perkembangan anak adalah pola yang kompleks karena merupakan hasil dari beberapa proses yaitu, proses biologis, kognitif, dan sosioemosional. Perkembangan juga bisa dideskripsikan berdasarkan periodenya

Proses Biologis, Kognitif, dan Sosioemosional

Proses Biologis adalah perubahan dalam tubuh anak. Proses biologis perkembangan otak, berat dan tinggi badan, perubahan dalam kemampuan bergerak, dan perubahan hormonal di masa puber

Proses Kognitif adalah perubahan dalam pemikiran, kecerdasan, dan bahasa anak. Proses kognitif memampukan anak untuk mengingat puisi, membayangkan bagaimana cara memecahkan soal, menyusun strategi kreatif, atau menghubungkan kalimat menjadi  pembicaraan yang bermakna
Proses Sosioemosional adalah perubahan dalam hubungan anak dengan orang lain, perubahan dalam emosi, dan perubahan dalam kepribadian

Periode Perkembangan
-Infancy (bayi) adalah periode dari kelahiran sampai usia dua puluh empat bulan. Ini adalah masa ketika anak sangat tergantung kepada orang tuanya 

-Early childhood (usia balita) dinamakan usia “prasekolah” adalah periode dari akhir masa bayi sampai umur lima atau enam tahun. Selama periode ini, anak menjadi makin mandiri, siap untuk bersekolah (seperti mulai belajar untuk mengikuti perintah dan mengidentifikasi huruf), dan banyak menghabiskan waktu bersama teman

-Middle and late childhood (periode sekolah dasar) adalah periode dimulai dari usia enam sampai sebelas tahun. Anak mulai menguasai keahlian membaca, menulis, dan menghitung 

-Adolescence (masa remaja) adalah transisi dari masa anak-anak ke usia dewasa. Periode ini dimulai sekitar usia sepuluh atau dua belas tahun sampai ke usia delapan belas atau dua puluh tahun. Di masa ini, individu semakin ingin bebas dan mencari jati diri (identitas diri)

-Early adulthood adalah periode dimulai di akhir usia remaja atau awal usia 20-an sampai ke usia 30-an. Di masa ini, ketika kerja dan cinta menjadi tema utama dalam kehidupan mereka

PERKEMBANGAN KOGNITIF
Otak
Jumlah dan ukuran saraf otak terus bertambah setidaknya sampai usia remaja. Beberapa penambahan ukuran otak juga disebabkan oleh myelination, sebuah proses di mana banyak sel otak dan sistem saraf diselimuti oleh lapisan-lapisan sel lemak yang bersekat-sekat. Myelination dalam daerah otak yang berhubungan dengan koordinasi mata sampai tangan belum lengkap sampai usia empat tahun. Aspek penting lain dari perkembangan otak di tingkat sel adalah peningkatan dramatis dalam koneksi antara neuron. Synapse adalah gap (jarak) tipis antarneuron tempat terbentuknya koneksi antar-neuron.

Lateralisasi (lateralization)
Spesialisasi fungsi dalam satu bagian otak atau satu bagian lainnya. Dalam individu dengan otak yang utuh, ada spesialisasi fungsi di beberapa area yaitu pemrosesan verbal dan pemrosesan nonverbal

Teori Piaget
Proses kognitif
Jean Piaget mengajukan teori tentang perkembangan kognitif anak yang melibatkan proses-proses penting, yaitu
Skema (schema) adalah sebuah konsep atau kerangka yang eksis di dalam pikiran seseorang yang dipakai untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi

Asimilasi adalah suatu proses mental yang terjadi ketika seseorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada

Akomodasi adalah suatu proses mental yang terjadi ketika anak menyesuaikan diri dengan informasi baru

Organisasi adalah usaha mengelompokkan perilaku yang terpisah-pisah ke dalam urutan yang teratur, ke dalam sistem fungsi kognitif

Ekuilibrasi (equilibration) adalah suatu mekanisme untuk menjelaskan bagaimana anak bergerak dari satu tahap pemikiran ke tahap pemikiran selanjutnya

Tahap-tahap Piagetian
Tahap Sensorimotor, yaitu tahap yang mulai kelahiran sampai sekitar usia dua tahun di mana bayi membangun pemahaman tentang dunia dengan mengoordinasikan pengalaman indra dengan gerakan motor

Tahap pra-operasional, yaitu tahap yang mulai dari sekitar usia dua tahun sampai tujuh tahun dimana pemikiran simbolis meningkat tetapi pemikiran operasional belum ada. Pemikiran pra-operasional bisa dibagi lagi menjadi dua subtahap, yaitu subtahap fungsi simbolis, terjadi di antara usia dua sampai empat tahun dimana berkembangnya kemampuan untuk merepresentasikan objek yang tidak hadir dan meningkatnya pemikiran simbolis dan subtahap pemikiran intuitif, dimulai sekitar usia empat tahun dan berlangsung sampai usia tujuh tahun, pada subtahap ini anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban dari semua pertanyaan

Tahap operasional konkret, yaitu tahap yang dimulai dari sekitar umur tujuh tahun sampai sekitar sebelas tahun, pada tahap ini anak berpikir secara operasional dan penalaran logis menggantikan penalaran intuitif meski hanya dalam situasi konkret

Tahap operasional formal, yaitu tahap antara usia sebelas hingga lima belas tahun dimana dalam tahap ini pemikiran remaja lebih abstrak, idealitas, dan logis

Teori Vygotsky
Asumsi Vygotsky
Ada tiga klaim dalam inti pandangan Vygotsky
1. Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis dan diinterpretasikan secara developmental 
2. Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa, dan bentuk diskursus, yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentrasformasi aktivitas mental
3. Kemampuan kognitif berasal dari relasasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultural

Zone of Proximal Development
Zone of proximal development (ZPD) adalah istilah Vygotsky untuk serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian tetapi dapat dipelajari dengan bantuan dari orang dewasa atau anak yang lebih mampu. Jadi, batas bawah dari ZPD adalah tingkat problem yang dapat dipecahkan oleh anak seorang diri.

Scaffolding
Erat kaitannya dengan gagasan zone of proximal development adalah scaffolding, yaitu sebuah teknik untuk mengubah level bantuan untuk belajar. Selama sesi pengajaran, orang yang lebih ahli menyesuaikan jumlah bimbingannya dengan level kinerja murid yang telah dicapai.

Bahasa dan Pemikiran
Vygotsky percaya bahwa anak-anak menggunakan bahasa bukan hanya untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk merencanakan, memonitor perilaku mereka dengan caranya sendiri. Penggunaan bahasa untuk mengatur diri sendiri ini disebut pembicaraan batin (inner speech) atau pembicaraan privat (private speech). Menurut Piaget, private speech bersifat egosentris dan tidak dewasa, sedangkat menurut Vygostky private speech adalah alat penting bagi pemikiran selama masa kanak-kanak (early childhood). Vygotsky percaya bahwa bahasa dan pikiran pada mulanya berkembang sendiri-sendiri lalu kemudian bergabung.

PERKEMBANGAN BAHASA
Apa itu Bahasa?
Bahasa adalah bentuk komunikasi, baik itu lisan, tertulis atau tanda, yang didasarkan pada sistem simbol. Semua bahasa manusia juga mengikuti aturan, yaitu

Fonologi adalah sistem suara bahasa

Morfologi adalah aturan untuk mengombinasikan morfem, yang merupakan serangkaian suara yang bermakna yang merupakan kesatuan bahasa terkecil

Sintaksis adalah cara kata dikombinasikan untuk membentuk frasa dan kalimat  yang dapat diterima

Semantik adalah makna dari kata atau kalimat

Pragmatis adalah penggunaan percakapan yang tepat

Pengaruh Biologis dan Lingkungan
Ahli bahasa terkenal Noam Chomsky mengatakan bahwa manusia cenderung mempelajari bahasa pada waktu tertentu dan dengan cara tertentu. Bukti paling kuat untuk basis biologis dari bahasa adalah bahwa anak-anak mencapai titik penting dalam berbahasa pada saat yang hampir bersamaan dalam perkembangan mereka, dan dengan urutan yang hampir sama, meskipun ada banyak variasi dalam input bahasa yang mereka terima. Anak juga bervariasi dalam penguasaan bahasa dengan cara yang tidak dapat dijelaskan melalui kerangka lingkungan saja (Hoff, 2001). Namun, anak-anak tidak belajar bahasa secara terpisah dari lingkungan sosialnya. Banyak variasi terjadi dalam perkembangan bahasa ketika pengasuh anak berbeda secara substansial dalam gaya mereka dalam memberikan input. Di sisi lain lingkungan berperan signifikan dalam perkembangan bahasa, terutama dalam penguasaan kosakata. Ringkasnya, perkembangan bahasa anak-anak tak hanya dipengaruhi oleh faktor biologis saja, atau faktor sosial saja (Berko Gleason, 2000, Gleason & Ratner, 1998).

Bagaimana Bahasa Berkembang
Penguasaan bahasa melewati beberapa tahap (Bloom, 1998, Foley & Thompson, 2002). Celoteh dimulai pada usia tiga sampai enam bulan. Bayi biasanya mengucapkan kata pertamanya pada usia 10 sampai 13 bulan. Pada usia 24 bulan, bayi biasanya mulai memadukan dua kata. Saat bayi menginjak usia kanak-kanak, pemahaman mereka terhadap sistem aturan bahasa fonologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik mulai meningkat. Ketika anak mulai melampaui tahap pengucapan dua kata, mereka menunjukkan pengetahuan tentang aturan morfologi. Saat anak melangkah melampaui tahap dua kata, pengetahuan mereka tentang semantik atau makna juga bertambah cepat. Kosakata dari anak usia 6 tahun berkisar antara 8.000 sampai 14.000. Menjelang akhir sekolah dasar, kebanyakan anak dapat mengaplikasikan aturan tata bahasa yang benar. Pada masa remaja, kosakata bertambah dengan kata abstrak. Pada masa remaja akhir (late adolescent), individu mulai bisa mengapresiasikan karya sastra dewasa.

PENDEKATAN BEHAVIORAL DAN KOGNITIF SOSIAL

APA ITU PEMBELAJARAN?
Pembelajaran (learning) dapat didefinisikan sebagai pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berpikir yang diperoleh melalui pengalaman.

PENDEKATAN BEHAVIORAL UNTUK PEMBELAJARAN
Behaviorisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan dengan proses mental.

Pengkondisian Klasik
Pengkondisian klasik adalah tipe pembelajaran di mana suatu organisme belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimulus. Dalam pengkondisian klasik, stimulus netral diasosiasikan dengan stimulus yang bermakna dan menimbulkan kapasitas untuk mengeluarkan respon yang sama. Dua stimulus dan dua tipe respons itu adalah
-Unconditioned Stimulus (US), yaitu sebuah stimulus yang secara otomatis menghasilkan respons tanpa ada pembelajaran terlebih dahulu
-Unconditioned Respons (UR), yaitu respons yang tidak dipelajari yang secara otomatis dihasilkan oleh Unconditioned stimulus (US)
-Conditioned Stimulus (CS), yaitu stimulus yang sebelumnya netral yang akhirnya menghasilkan conditioned respons setelah diasosiasikan dengan US
-Conditioned Respons (CR), yaitu respons yang di pelajari terhadap stimulus yang terkondisikan yang muncul setelah terjadi pasangan US-CS 


Pengkondisian klasik juga melibatkan
-Generalisasi, yaitu tendensi dari stimulus baru yang sama dengan conditioned stimulus yang asli untuk menghasilkan respons yang sama
-Diskiriminasi, yaitu terjadi ketika organisme merespons stimulus tertentu tetapi tidak merespons stimulus lainnya
-Pelenyapan (extinction), yaitu pelemahan conditioned respons (CR) karena tidak adanya unconditioned stimulus (US) 

Pengkondisian Operan
Pengkondisian operan adalah sebentuk pembelajaran di mana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulangi.
-Hukum Efek Thorndike
Hukum efek (law effect) Thorndike menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil positif akan diperkuat dan bahwa perilaku yang diikuti hasil negatif akan diperlemah. Pandangannya dinamakan teori S-R, karena perilaku organisme itu dilakukan sebagai akibat dari hubungan antara stimulus dan respons

-Pengkondisian Operan Skinner
Pengkondisian operan, di mana konsekuensi perilaku akan menyebabkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan terjadi. 

Penguatan dan Hukuman

Penguatan (imbalan), yaitu konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. 
-Penguatan positif, yaitu frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding)
Sebagai contoh di mana komentar positif guru meningkatkan perilaku menulis murid
-Penguatan negatif, yaitu frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan)
Sebagai contoh ayah mengomeli putranya agar mau mengerjakan PR, Ayah terus mengomel. Dan akhirnya anak itu lelah mendengarkan omelan dan mengerjakan PR-nya. Respons anak (mengerjakan PR) menghilangkan stimulus yang tidak menyenangkan (omelan).

Hukuman (punishment), yaitu konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya sesuatu
Pengkondisian operan juga melibatkan
-Generalisasi, yaitu memberi respons yang sama untuk stimulus yang sama
-Diskriminasi, yaitu membedakan di antara stimulus atau kejadian lingkungan
-Pelenyapan (extinction), yaitu terjadi saat respons penguat sebelumnya tidak lagi diperkuat dan responsnya menurun

ANALISIS PERILAKU TERAPAN DALAM PENDIDIKAN
Analisis perilaku terapan adalah penerapan prinsip pengkondisian operan untuk mengubah perilaku manusia
Meningkatkan Perilaku yang Diharapkan 
1. Memilih Penguatan yang Efektif 
    Prinsip Premack menyatakan bahwa aktivitas berprobabilitas tinggi dapat berfungsi sebagai penguat aktivitas berprobabilitas rendah
    2. Menjadikan Penguat Kontingen dan Tepat Waktu 
    3. Memilih Jadwal Penguatan Terbaik        
        Ada dua jenis jadwal penguatan, yaitu
        -Continuous Reinforcement (penguatan terus-menerus)
Dalam penguatan terus-menerus, penguatan diberikan pada saat setiap kali organisme menghasilkan suatu respons.
-Partial Reinforcement (penguatan parsial)
Dalam penguatan parsial, respons diperkuat hanya bagian dari waktu

Ada empat jadwal penguatan parsial
  • Jadwal rasio-tetap, dimana suatu perilaku diperkuat setelah sejumlah respons
  • Jadwal rasio-variabel, dimana suatu perilaku diperkuat setelah terjadi sejumlah respons, akan tetapi tidak berdasarkan pada basis yang dapat diprediksi
  • Jadwal interval-tetap, dimana respons tepat pertama setelah beberapa waktu akan diperkuat
  • Jadwal interval-variabel, dimana suatu respons diperkuat setelah sejumlah variabel waktu berlalu
4. Menggunakan Perjanjian
    Perjanjian (contracting) adalah menempatkan kontingensi penguatan dalam tulisan
5. Menggunakan Penguatan Negatif Secara Efektif
6. Menggunakan Prompt dan Shaping
    Prompt (dorongan) adalah stimulus tambahan atau isyarat tambahan yang diberikan sebelum    respons dan meningkatkan kemungkinan respons itu akan terjadi
   Shaping adalah mengajari perilaku baru dengan memperkuat perilaku yang mirip dengan perilaku sasaran 

Mengurangi Perilaku yang Tidak Diharapkan
  1. Menggunakan Penguatan Diferensial  
  2. Menghentikan Penguatan (Pelenyapan) 
  3. Menghilangkan Stimulus yang Diinginkan .Dua strategi dalam opsi ini adalah Time-out, yaitu menjauhkan individu dari penguatan positif dan Response cost, yaitu menjauhkan penguatan positif dari individu 
  4. Menyajikan Stimulus yang Tidak Disukai (Hukuman)

PENDEKATAN KOGNITIF SOSIAL UNTUK PEMBELAJARAN

Teori Kognitif Sosial Bandura
Teori kognitif sosial (social cognitive theory) menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif, dan juga faktor perilaku, memainkan peran penting dalam pembelajaran. Albert Bandura adalah arsitek utama dari teori kognitif sosial. Model determinisme pembelajaran resprokalnya mencakup tiga faktor utama, yaitu person/kognisi, perilaku, dan lingkungan. Faktor person (kognitif) yang ditekankan Bandura adalah self-efficacy, yaitu keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan menghasilkan hasil positif.

Pembelajaran Observasional
Pembelajaran observasional yang juga disebut modelling dan imitasi adalah pembelajaran yang terjadi ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain.
Model Pembelajaran Observasional Kontemporer Bandura, ia menitikberatkan pada proses tertentu yang ada dalam pembelajaran observasional, proses ini antara lain atensi, retensi, produksi, dan motivasi.

Pendekatan Perilaku Kognitif dan Regulasi Diri
-Pendekatan Perilaku Kognitif
Dalam pendekatan perilaku kognitif mengubah perilaku dengan menyuruh orang untuk memonitor, mengelola, dan mengatur perilaku mereka sendiri, bukan dipengaruhi melalui faktor eksternal

-Metode Instruksi-Diri (self-instructional method)
Sebuah teknik perilaku kognitif yang ditujukan untuk mengajari individu memodifikasi perilaku mereka sendiri

-Pembelajaran Regulasi Diri
Usaha memunculkan dan memonitor sendiri pemikiran, perasaan, dan perilaku dalam rangka mencapai suatu tujuan



Sabtu, 04 Maret 2017

Perencanaan, Instruksi, dan Teknologi

KELOMPOK 1

Ketua Kelompok  : Saras Gusvita            (16-173)
Anggota              : Alde Rahman Ifari      (16-166)
                            Eunike Siagian           (16-169)
                            Nabila Yasmin Fahira  (16-180)
                            Alifah Nabilah Dara     (16-182)
                            Dhita Dwi Endayu       (16-188)
                            Doli Indra Aulia          (16-233)


Kamis, 02 Maret 2017

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

HASIL DISKUSI KELOMPOK
MATERI PSIKOLOGI PENDIDIKAN dan FENOMENA PENDIDIKAN

Kelompok 1

Alde Rahman Ifari          (16-166)
Eunike Aprillia Siagian  (16-169)
Saras Gusvita                  (16-173)
Nabila Yasmin                (16-180)
Alifah Nabilah Dara       (16-182)
Dhita Dwi Endayu          (16-188)
Doli Indra Aulia             (16-233)

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Kelas : C-2016
Blog : Dhita Dwi Endayu (16-188)
Hasil Diskusi Kelompok :
Berdasarkan hasil diskusi kelompok kami mengenai kewajiban setiap mahasiswa yang mengikuti mata kuliah psikologi pendidikan 2 sks yang harus memilki e-mail dan blog ditinjau dari uraian psikologi pendidikan dan fenomena pendidikan di Indonesia adalah :

Dari segi uraian mengenai psikologi pendidikan kami berpendapat bahwa dimana pengertian psikologi pendidikan adalah bidang yang membantu pengajar/proses pembelajaran serta memberi kontribusi untuk menghantar anak-anak meraih masa depan yang baik. Dari pengertian tersebut, kami berpendapat adanya kaitan dengan memiliki e-mail dan blog sangat berguna karena dari segi pendidikan adanya alat elektronik tersebut mahasiswa terkhusunya kami bisa mengikuti perkembangan zaman yang terus berkembang secara pesat. Dengan memiliki e-mail dan blog, kami para mahasiswa akan dituntut untuk mengembangkan kreativitas dalam menulis, serta menyampaikan informasi dengan teknologi, sehingga kami bisa lebih maju dan memiliki wawasan yang luas terhadap informasi yang kami berikan.

Selain itu, kewajiban kami dalam memiliki e-mail dan blog adalah kami menjadi tahu bagaimana cara membuat, menggunakan ataupun mengirim informasi kepada orang lain. Yang semulanya para mahasiswa tidak bisa membuat bahkan tidak memiliki blog, kini sekarang kewajiban itu sudah dilakukan oleh mahasiswa yang termasuk dalam materi perkuliahan kami disemester awal. Manfaat lain dari memiliki e-mail ataupun blog, mahasiswa menjadi lebih praktis dan mudah dalam berkomunikasi dengan dosen dan mahasiswa lainnya, seperti saat dosen memberikan tugas dalam bentuk ketikan ataupun softcopy, dengan memiliki e-mail mahasiswa dengan mudah mengirim tugas tersebut melalui e-mail dosen tanpa harus bertatap muka ataupun tugas tersebut tidak harus lagi ditulis dalam selembar kertas.

Seiring dengan berkembangnya pendidikan, fenomena ataupun berbagai permasalahan dalam pendidikan selalu muncul dan berusaha meminimalisir mengenai permasalahan tersebut. Seperti mengenai kurikulum ataupun program pendidikan di Indonesia yang menurut kami belum maksimal. Belum tersebarnya pengarahan dan pendidikan mengenai teknologi di berbagai daerah membuat para pelajar di Indonesia masih belum bisa menggunakan teknologi dan membuat atau mendapatkan informasi dengan baik. Program pembelajaran yang belum maksimal inilah yang menghambat mahasiswa dan guru ataupun dosen dalam melakukan komunikasi pembelajaran. Tidak semua materi ataupun tugas terkadang bisa disampaikan langsung oleh dosen ataupun guru kepada siswanya. Apalagi di era globalisasi sekarang, sangat dibutuhkan memiliki e-mail dan blog dalam membantu siswa mendapatkan informasi dari beberapa blog penting yang diinginkan.

Beberapa dampak positif dan negatif dari hasil diskusi kelompok kami berdasarkan perkembangan mahasiswa dan masyarakat umum yang memiliki e-mail dan blog, diantaranya :
Dampak Positif :
  1. Dengan adanya e-mail dan blog, kita menjadi tahu apa fungsi keduanya, bagaimana cara mengoperasikan aplikasi tersebut serta manfaat memiliki keduanya.
  2. Memiliki blog kita bisa memberikan informasi yang berguna untuk menjadi sumber baca bagi yang melihat
  3. Memiliki blog kita juga bisa mengikuti berbagai blog orang lain dengan menjadi bagian link favorit yang terdapat berbagai sumber penting sehingga kita bisa memilki teman yang banyak. 
  4.   Adanya memiliki e-mail, memudahkan kita dalam mengirimkan pesan dengan cepat dan dapat dikirim kemana saja.
  5. Memiliki e-mail bisa mengurangi biaya dalam pengiriman data apapun dapat dikirim ke dalam maupun luar negeri
  6. Memiliki blog dapat menumbuhkan ide-ide kreatif pada tampilan blog, isi ataupun tulisan dalam blog.  
Dampak Negatif :
  1. Beberapa orang yang memiliki blog terkadang tidak valid atau sumber yang jelas mengenai informasi yang diberikan.
  2. Munculnya iklan-iklan ataupun gambar yang tidak sepantasnya yang dilakukan oleh orang yang bertanggung jawab dengan menampilkan pada blognya ataupun adanya memunculkan tampilan atau informasii yang mengandung penipuan, sepert bisnis online. 
  3. Terlalu sibuk dalam teknologi yang ia gunakan seperti sibuk dalam blog nya seseorang bisa lupa waktu ataupun menjaga kesehatannya.

Sumber 
Santrock, John W. 2007, Psikologi Pendidikan. Jakarta:Kencana
 

Dhita's Template by Ipietoon Cute Blog Design