Kamis, 08 Juni 2017

PSIKOLOGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

PELAJAR YANG TIDAK BIASA
Pelajar yang “tidak biasa” (exceptional) adalah anak-anak yang memiliki gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong berbakat

SIAPAKAH ANAK YANG MENDERITA KETIDAKMAMPUAN ITU?
Dahulu istilah “ketidakmampuan” (disability) dan “cacat” (handicap) dapat dipakai bersama-sama, namun kini kedua istilah itu dibedakan. Disability adalah keterbatasan fungsi yang membatasi kemampuan seseorang. Handicap adalah kondisi yang dinisbahkan pada seseorang yang menderita ketidakmampuan. Kondidi ini boleh jadi disebabkan oleh masyarakat, lingkungan fisik, atau sikap orang itu sendiri. Para pendidik lebih sering menggunakan istilah “children with disabilities” (anak yang menderita gangguan/ketidakmampuan) ketimbang “disabled children” (anak cacat). Tujuannya adalah memberi penekanan pada anaknya, bukan ada cacat atau ketidakmampuannya. Anak- anak yang menderita ketidakmampuan juga tidak lagi disebut “handicapped” (penyandang cacat), walaupun istilah handicapping condition masih digunakan untuk mendeskripsikan hambatan belajar dan hambatan fungsi dari seseorang yang mengalami ketidakmampuan.

Pengelompokkan ketidakmampuan dan gangguan (disorder) sebagai berikut:
Gangguan Indra
1. Gangguan Penglihatan
Anak-anak yang menderita low vision punya jarak pandang antara 20/70 dan 20/200 (pada skala Snellen di mana angka normalnya adalah 20/20) apabila dibantu lensa korektif. Anak low vision dapat membaca buku dengan huruf besar-besar atau dengan bantuan kaca pembesar. Anak yang “buta secara edukasional” (educationally blind) tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar. Banyak anak buta ini punya kecerdasan normal dan berprestasi secara akademik apabila diberi dukungan dan bantuan belajar yang tepat. Namun, multiple disabilities sering kali bukan hal yang aneg dalam diri murid yang tergolong educationally blind. Murid yang menderita bermacam-macam ketidakmampuan ini sering kali membutuhkan berbagai jenis bantuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan mereka. Salah satu tugas penting untuk mengajar anak yang menderita gangguan atau kerusakan penglihatan ini adalah menentukan modalitas (seperti sentuhan atau pendengaran) yang dengannya murid dapat belajar dengan baik. Anak yang lemah penglihatannya akan lebih baik disuruh duduk dibangku paling depan di kelas.

2. Gangguan pendengaran
Gangguan pendengaran dapat menyulitkan proses belajar anak. Anak yang tuli secara lahir atau menderita tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan berbicara dan bahasanya. Pendekatan pendidikan untuk membantu anak yang punya masalah pendengaran terdiri dari dua kategori pendekatan oral dan pendekatan manual. Pendekatan oral antara lain menggunakan metode membaca gerak bibir, speech reading (menggunakan alat visual utnuk mengajar membaca). Pendekatan manual adalah dengan bahasa isyarat dan mengeja jari (finger spelling).

Gangguan fisik
Gangguan fisik antara lain adalah gangguan ortopedik, seperti gangguan karena cedera di otak (cerebral palsy), dan gangguan kejang-kejang (seizure). Banyak anak yang mengalami gangguan fisik ini membutuhkan pendidikan khusus dan pelayanan khusus, seperti transportasi, terapi fisik, pelayanan kesehatan sekolah, dan pelayanan psikologi khusus.

1. Gangguan ortopedik
Gangguan ortopedik biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi. Gangguan ortopedik bisa disebabkan oleh masalah prenatal (dalam kandungan) atau perinatal (menjelang atau sesudah kelahiran), atau karena penyakit atau kecelakaan saat anak-anak. Dengan bantuan alat adaptif dan teknologi pengobatan, banyak anak yang menderita gangguan ortopedik bisa berfungsi normal di kelas. Cerebral palsy adalah gangguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking), atau bicara tidak jelas. Penyebab umum dari cerebral palsy adalah kekurangan oksigen saat kelahiran.

2. Gangguan Kejang-kejang
Jenis yang paling sering dijumpai adalah epilepsi, gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang. Epilepsi muncul dalam bentuk berbeda, yang paling umum dinamakan absebt seizures, anak mengalami kejang-kejang dalam durasi singkat (kurang dari 30 detik) tetapi bisa terjadi dalam seratus kali dalam sehari. Dalam bentuk epilepsi yang lain disebut tonic-clonic, anak akan kehilangan kesadarannya dan menjadi kaku, gemetar, dan bertingkah aneh.

Retardasi Mental
Ciri utama retardasi mental adalah lemahnya fungsi intelektual, selain intelegensinya rendah anak dengan retardasi mental juga sulit menyesuaikan diri dan susah berkembang. Berdasarkan definisinya, retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya di bawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. Keadaan retardasi ini bukan disebabkan oleh kecelakaan atau penyakit atau cedera otak.

Gangguan Bicara dan Bahasa
1. Gangguan Artikulasi
Gangguan artikulasi adalah masalah dalam pengucapan suara secara benar. Anak dengan masalah ini mungkin sulit berkomunikasi dengan teman atau guru dan merasa malu. Akibatnya, anak enggan bertanya, tidak mau berdiskusi, atau berkomunikasi dengan temannya. Masalah ini umumnya bisa diperbaiki dengan terapi bicara, meskipun dibutuhkan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

2. Gangguan Suara
Gangguan suara tampak dalam ucapan yang tidak jelas, keras, terlalu kencang, terlalu tinggi atau terlalu rendah. Suara anak-anak yang berbibir sumbing biasanya sulit  dimengerti.

3. Gangguan Kefasihan
Gangguan kefasihan atau kelancaran bicara biasanya dinamakan “gagap”. Kondisi ini terjadi ketika ucapan anak terbata-bata , jeda panjang, atau berulang-ulang.

4. Gangguan Bahasa
Gangguan bahasa adalah kerusakan signifikan dalam bahasa reseptif atau bahasa ekspresif anak. Gangguan bahasa dapat menyebabkan problem belajar serius. Gangguan bahasa mencakup tiga kesulitan
1. Kesulitan menyusun pertanyaan untuk memperoleh informasi yang diharapkan
2. Kesulitan memahami dan mengikuti perintah lisan
3. Kesulitan mengikuti percakapan, ketika percakapan itu berlangsung cepat dan kompleks

Ketidakmampuan Belajar
Berdasarkan definisinya, anak yang menderita gangguan belajar: (1) punya kecerdasan normal atau di atas normal; (2) kesulitan dalam setidaknya satu mata pelajaran atau, biasanya, beberapa mata pelajaran; dan (3) tidak memiliki problem atau gangguan lain, seperti retardasi mental, yang menyebabkan kesulitan itu. bidang paling umum yang menyulitkan anak dengan gangguan belajar adalah aktivitas membaca, terutama keterampilan fonologis, yang menyangkut cara memahami bagaimana suara dan huruf membentuk kata. Dyslexia adalah kerusakan parah dalam kemampuan untuk membaca dan mengeja.

Attention Deficit Hyperactivity Disorder
Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD adalah bentuk ketidakmampuan anak yang ciri-cirinya antara lain: (1) kurang perhatian; (2) hiperaktif; dan (3) impulsif. Tanda-tanda ADHD dapat muncul sejak usia prasekolah, meskipun tanda-tanda ADHD sering kali muncul sejak usia prasekolah, namun sering kali mereka baru ketahuan saat usia SD. Sebab utam ADHD masih belum ditemukan, akan tetapi, ada beberapa pendapat tentang penyebabnya, seperti rendahnya level neurotransmitter (pesan kimiawi dalam otak), abnormalitas prenatal, dan abnormalitas postnatal.

Gangguan Perilaku dan Emosional
Gangguan Perilaku dan Emosional terdiri dari problem serius dan terus-menerus yang berkaitan dengan hubungan, agresi, depresi, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan dengan karakteristik sosioemosioanl yang tidak tepat. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Dhita's Template by Ipietoon Cute Blog Design