LAPORAN HASIL OBSERVASI KELOMPOK 1 PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Kelompok 1
Topik : Instruksi dan Konsep Pembelajaran serta Manajemen Kelas pada Sekolah
Menengah Pertama
Judul : Metode Pembelajaran Efektif dan Penataan Kelas yang Digunakan di SMP
Al-Azhar Medan
Data Sekolah
Nama : Sekolah Menengah Pertama Al-Azhar Medan
Alamat : Jl. Pintu Air IV No. 214. Kwala Bekala, Medan Johor, Kota Medan
Konsep Pembelajaran : Konsep E-learning dengan menggunakan infocus dan Microsoft Power Point yang dilakukan guru saat menjelasakan ataupun murid saat persentase dan menggunakan metode Teacher Centered dan Learner Centered.
Deskripsi Sekolah
SMP Al-Azhar Medan adalah salah satu sekolah terfavorit di kota Medan.
Memiliki luas sekolah yang cukup besar. Karena SMP Al-Azhar merupakan bagian
dari sebuah yayasan, SMP Al-Azhar harus berbagi lokasi dengan SD maupun SMA
Al-Azhar. SMP Al-Azhar memiliki 4 tingkatan kelas, diantaranya Reguler, Plus,
Bilingual, dan Akselerasi. Lokasi sekolah yang memiliki banyak pohon di
sekitarnya membuat suasana sekolah nyaman dan asri.
BAB I : PERENCANAAN
1.1. Pendahuluan
Metode pembelajaran merupakan hal yang penting dalam suatu pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas. Metode diperlukan karena nantinya seorang guru
ataupun seorang murid penting sebagai instruktur dalam sebuah proses belajar.
Tanpa adanya metode dan instruktur dalam suatu kelas, pembelajaran tidak selalu
berjalan dengan baik. Ilmu tidak hanya didapatkan dari seseorang belajar
sendiri, tetapi ilmu juga didapat dari indra kita, yaitu mendengar penjelasan
ataupun arahan pembelajaran dari orang lain. konsep pembelajaran juga
diperlukan, dimana seseorang akan lebih mudah menyampaikan materi dengan baik.
Materi pun juga akan mudah dipahami dan diterapkan.
Disamping metode dan konsep pembelajaran, hal yang perlu diketahui adalah
sebuah manajemen kelas, yaitu penataan kelas. Hal tersebut sangatlah penting
demi kenyamanan para siswa ataupun guru dalam proses belajar. Kenyamanan dalam
kelas adalah hal yang penting, karena penataan kelas yang baik membantu siswa
lebih berkonsentrasi dan menerima pembelajaran dalam kelas serta lebih semangat
mengikuti pembelajaran. Dibawah ini kami akan menjelaskan apa itu instruksi
pembelajaran, konsep pembelajaran serta manajemen kelas dengan kelebihan dan
kekurangan setiap materi tersebut. Fokus dari materi tersebut juga menjelaskan
hasil observasi kami mengenai ketiga materi diatas.
1.2. Landasan Teori
1.2.1 Manajemen Kelas
Manajemen kelas perlu dikelola secara efektif, karena dapat memaksimalkan
kesempatan pembelajaran pada murid. Sebuah pandangan menekankan pada penciptaan
dan pengaplikasian aturan untuk mengontrol perilaku murid. Pandangan lainnya
memfokuskan pada kebutuhan murid untuk mengembangkan hubungan dan kesempatan
untuk menata diri. Manajemen kelas yang membuat murid menjadi bersikap
pasif dan patuh terhadap aturan-aturan yang ketat dapat melemahkan keterlibatan
murid dalam proses pembelajaran yang aktif, pemikiran dan konstruksi
pengetahuan sosial murid. Manajemen kelas yang efektif mempunyai dua tujuan:
membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi
waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan, dan mencegah murid
mengalami masalah akademik dan emosional. Manajemen kelas yang efektif
perlu mendesain lingkungan fisik kelas yang sekadar penataan barang di
kelas.
Prinsip Penataan Kelas
- Kurangi kepadatan di area yang
sering dilewati
- Pastikan bahwa guru dapat
melihat dengan mudah semua murid
- Materi pengajaran dan
perlengkapan murid harus mudah diakses
- Pastikan murid dapat melihat
dengan mudah semua presentasi kelas
Gaya Penataan
- Gaya auditorium tradisional,
semua murid duduk menghadap guru
- Gaya tatap muka (face to face),
murid saling menghadap
- Gaya off-set, beberapa murid
berpasangan duduk di bangku tetapi tidak duduk berhadapan langsung sama
lain
- Gaya seminar,sejumlah murid
berpasangan duduk di susunan berbentuk lingkaran atau persegi atau bentuk
U
- Gaya klaster (cluster),
sejumlah murid bekerja dalam kelompok kecil
Menciptakan Lingkungan Positif untuk Pembelajaran
Strategi Umum
- Gaya otoritatif
Guru yang otoritatif akan cendrung mempunyai murid yang mandiri, tidak
cepat puas, mau berkerja sama dengan teman, dan menujukkan penghargaan diri
yang tinggi. Guru otoritatif akan melibatkan murid dalam kerja sama
give-and-take dan menujukkan sikap perhatian kepada mereka, menjelaskan aturan
dan regulasi, dan menentukan standar dengan masukan dari murid. Stategi
menagemen kelas yang otoritatif akan mondorong murid untuk menjadi pemikir yang
independen dan pelaku independen.
- Gaya permisif
Gaya manajemen kelas ini member banyak otonomi pada murid tapi tidak
memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau
pengelolaan perilaku murid. Muridnya cenderung mempunyai keahlian akademik yang
tidak memadai dan control diri yang rendah.
Manajemen pembelajaran yang efektif dapat terwujud dengan melaksanakan
langkah-langkah sebagai berikut.
1.Menetapkan aturan kelas (class routine)
Kita mengetahui bahwa kebiasaan tiap siswa berbeda. Seorang guru tidak
boleh menyalahkan atau membenci siswa karena kebiasaan mereka yang baik
dan buruk diperoleh dari pengalaman di jenjang pendidikan sebelumnya dan
lingkungan siswa berada. Sehingga untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan yang baik
melalui pemberian aturan saat proses pembelajaran, terutama pada awal pertemuan
pembelajaran sehingga terjadi kesepakatan antara siswa dan guru.
2.Memulai kegiatan tepat waktu (getting started)
Dalam memulai suatu materi pembelajaran diperlukan ketepatan waktu bagi
guru maupun siswa (masalah keterlambatan telah diatur pada saat menetapkan
aturan kelas) sehingga pembelajaran efektif dan tidak ada waktu yang terbuang
banyak.
3.Mengatur pelajaran (managing the lesson)
Proses pembelajaran yang efektif, guru harus mengatur dan menjaga agar
proses kegiatan berjalan lancar dan tidak mengalami gangguan atau hambatan.
Guru harus mengoptimalkan keikutsertaan siswa, kesempatan melakukan, penggunaan
peralatan, serta mengorganisir pembagian kelompok, tidak terlalu banyak ceramah
sehingga siswa tidak jenuh.
4.Mengelompokkan siswa (grouping the student)
Pada saat meembahas materi tertentu, diperlukan juga siswa harus
berkelompok agar mereka dapat bekerja sama dan tidak individualis.
Kadang-kadang diperlukan adanya ketua kelompok sehingga ketua tersebut dapat
memanage dirinya sendiri dan teman-temannya.
5.Mengakhiri pelajaran (ending the lesson)
Pada akhir pelajaran diharapkan siswa memiliki kesan yang baik selama
kegiatan berlangsung sehingga siswa selalu mengingat hal-hal yang berupa
pengalaman selama kegiatan. Maka dari itu, seorang guru harus membuat klimaks
naik pada saat pertemuan sehingga siswa berharap adanya kegiatan lanjut yang
lebih menarik pada pertemuan berikutnya.
Kelebihan dan Kekurangan dalam Pengelolaan Kelas
Setiap keterampilan pasti ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihan ini akan
muncul jika seorang guru mampu membawa suasana dan terampil dalam mengelola
kelas. Namun kekuarangan atau kejelekan pengelolaan kelas ini akan muncul saat
guru merasa kewalahan bila belum memahami langkah memahami keterampilan
tersebut.
a.Kelebihan dalam Pengelolaan Kelas
-Sangat efektif dalam pembelajaran
-Siswa merasa nyaman bila ini sukses dilakukan
-Menjadi pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan
-Siswa dapat menanggapi dengan cepat setiap pembelajaran yang ada
-Guru dapat mengajar dalam melanjutkan materi selanjutnya dengan
nyaman
b.Kekurangan dalam Pengelolalan Kelas
-Susah diterapkan
-Biasanya hanya diterapkan pada tingkat SMP ke atas
-Perlu menjaga wibawa dan cara bergaul guru
-Senantiasa fokus pada kelas dan segala permasalahannya
1.2.2. Konsep Pembelajaran
E-Learning
Pengertian E- learning
Mendefinisikan e-learning sebagai pengajaran dan pembelajaran yang
menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan
isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan
e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media
internet. Sedangkan Dong mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar
asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan
belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
Ciri-ciri dari pemanfaatan TIK pada e-learning antara lain adalah:
Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; dimana pengajar dan yang diajar
dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal
yang protokelor.
Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di
komputer sehinga dapat diakses oleh pengajar dan yang diajar.
Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan
hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat
di komputer.
a.Kelebihan E-learning
-Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pengajar dan murid dapat
berkomunikasi dengan mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan
saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak,
tempat, dan waktu.
-Bila yang diajar memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan
bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet.
-Baik pengajar maupun yang diajar dapat melaksanakan diskusi melalui
internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
b.Kekurangan E-Learning
-Kurangnya interaksi antara pengajar dan yang diajar bahkan sesama diajar
itu sendiri.
-Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam
proses belajar-mengajar.
-Tidak semua area/tempat tersedia fasilitas internet
-Lambat dalam menguasai komputer
1.2.3. Instruksi Pembelajaran Teacher-Centered dan Learner-Centered
Dalam pendekatan ini, teacher-centered mmakai perencanaan dan intruksi
disusun dengan ketat dan guru mengarahkan pembelajaran murid.
Perencanaan Pelajaran Teacher-Centered
Terdapat tiga alat umum di sekolah yang berguna dalam perencanaan
teacher-centered, yaitu.
1.Merencanakan Sasaran Behavioral (perilaku).
Sasaran behavioral (behavioral objectives) adalah pernyataan tentang
perubahan yang diharapkan oleh guru akan terjadi dalam kinerja murid. Menurut
Robert Mager (1962), sasaran behavioral harus spesifik dan harus memiliki tiga
bagian, yaitu.
-Perilaku murid. Fokus pada apa yang akan dipelajari atau
dilakukan murid.
-Kondisi di mana perilaku terjadi. Menyatakan bagaimana perilaku
akan dievaluasi atau dites.
-Kriteria kinerja. Menentukan level kinerja yang dapat
diterima
2.Menganalisa Tugas
Analisan tugas berfokus pada pemecahan suatu tugas yang kompleks yang
dipelajari murid menjadi komponen-komponen. Analisa tersebut dapat melalui tiga
langkah dasar.
-Menentukan keahlian atau konsep yang diperlukan murid untuk mempelajari
tugas.
-Mendaftar materi yang dibutuhkan untuk melakukaan tugas, seperti kertas,
pemsil, kalkulator, dan lain-lain.
-Mendaftar semua komponen tugas yang harus dilakukan.
3.Menyusun Taksonomi Instruksional
Taksonomi adalah sistem klasifikasi, taksonomi instruksional membantu
pendekatan teacher-centered. Taksonomi ini mengklasifikasikan sasaran
pendidikan menjadi tiga dominan :
-Dominan kognitif, mengandung enam sasaran, yaitu
(1)Pengetahuan, murid
punya kemampuan untuk mengingat informasi.
(2)Pemahaman, murid memahami
informasi dan dapat menerangkannya dengan menggunakan kalimat sendiri.
(3)Aplikasi, murid menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah kehidupan
nyata.
(4)Analisis, murid memecah informasi yang kompleks menjadi
bagian-bagian kecil dan mengaitkan informasi dengan informasi lain.
(5)Sintesis, murid mengkombinasikan elemen-elemen dan menciptakan informasi baru.
(6)Evaluasi, murid membuat penilaian dan keputusan yang baik.
-Domain efektif, terdapat lima sasaran yang berhubungan dengan respon
emosional terhadap tugas
(1)Penerimaan, murid mengetahui atau memerhatikan sesuatu di lingkungan.
(1)Penerimaan, murid mengetahui atau memerhatikan sesuatu di lingkungan.
(2)Respons, murid termotivasi untuk belajar dan
menunjukkan perilaku baru sebagai hasil dari pengalamannya.
(3)Menghargai,
murid terlibat atau berkomitmen pada beberapa pengalaman.
(4)Pengorganisasian,
murid mengintegrasikan nilai baru ke perangkat nilai yang sudah ada dan memberi
prioritas yang tepat.
(5)Menghargai karakterisasi, murid bertindak sesuai
dengan nilai tersebut dan berkomitmennya kepada nilai tersebut.
-Domain psikomotor, sasaran psikomotor tersebut adalah
(1)Gerakan
refleks, murid merespons suatu stimulus secara refleks tanpa perlu banyak
berfikir.
(2)Gerak fundamental dasar, murid melakukan gerakan dasar
untuk tujuan tertentu.
(3)Kemampuan perseptual, murid menggunakan indra untuk
melakukan sesuatu.
(4)Kemampuan fisik, murid mengembangkan daya tahan, kekuatan,
fleksibilitas, dan kegesitan.
(5)Gerakan terlatih, murid melakukan
keterampilan fisik yang kompleks dengan lancar.
(6)Perilaku nondiskusif,
murid mengkomunikasikan perasaan dan emosinya melalui gerak tubuh.
Instruksi Langsung
Instruksi langsung (direct instruction)
merupakan pendekatan teacher-centered yang terstruktur yang
dicirikan oleh arahan dan kontrol guru, ekspetasi guru yang tinggi atas
kemajuan murid, maksimalisasi waktu yang dihabiskan murid untuk tugas-tugas
akademik, dan usaha oleh guru untuk meminimalkan pengaruh negatif terhadap
murid. Fokus instruksi langsung adalah aktivitas akademik, bukan
materi non-akademik.
Tujuan penting dari instruksi langsung adalah memaksimalkan waktu belajar
murid. Waktu yang dipakai murid dalam mengerjakan tugas-tugas akademik dikelas
dinamakan waktu pembelajaran akademik.
Strategi Instruksional Teacher-Centered
a.Mengorientasikan
Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, susunlah kerangka pelajaran
dan orientasikan murid ke materi baru tersebut.
b.Advance organizer
Adalah aktivitas dan teknik pengajaran dengan membuat kerangka pelajaran
dan mengorientasikan murid pada materi sebelum materi itu diajarkan. Advance
organizer terdiri dua bentuk : expository advance organizer dan comparative
advance organizer.
c.Pengetahuan, Penjelasan, dan Demonstrasi
Pengajaran dengan ceramah, penjelasan dan demonstrasi adalah aktivitas yang
biasa dilakukan guru dalam mendekati instruksi langsung.
d.Pertanyaan dan Diskusi
Diskusi dan pertanyaan perlu diintegrasikan ke dalam pendekatan instruksi teacher-centered. Dalam
menggunakan strategi ini, penting untuk merespons setiap kebutuhan pembelajaran
murid sembari menjaga minat dan perhatian kelompok.
e.Mastery Learning
Merupakan pembelajaran satu konsep atau topik secara menyeluruh sebelum
pindah ke topik yang lebih sulit.
f.Seatwork
Seatwork/tugas di bangku kelas adalah menyuruh semua murid atau sebagian
besar murid untuk belajar sendiri-sendiri di bangku mereka.
g.Pekerjaan Rumah
Keputusan instruksional penting lainnya adalah seberapa banyak dan apa
jenis pekerjaan rumah yang harus diberikan kepada murid.
a.Kelebihan teacher centered learning
-Informasi dapat diberikan kepada sejumlah siswa dalam waktu yang singkat
-Pengajar mengendalikan organisasi,mater dan waktu sepenuhnya
-Menyediakan forum bagi pakar untuk mengutarakan pengalamannya
-Pada umumnya memungkinkan untuk menggunakan metode assessment secara
cepat dan mudah
b.Kekurangan teacher centered learning
-Pengajar mengendalikan pengerahuan sepenuhnya
-Terjadi komunikasi satu arah
-Tidak kondusif untuk terjadinya critical thinking
-Mendorong terjadinya pembelajaran secara pasif
Prinsip Learner-Centered
Instruksi dan perencanaan learner-centered adalah para siswa, bukan guru.
Meningkatnya minat terhadap prinsip learner-centered dalam
perencanaan dan instruksi ini telah menghasilkan satu set pedoman diberi
judul Learner-Centered Psychologycal Principles: A Framework for School
Reform and Redesign.
Learner-Centered Principles Work Group percaya bahwa selama dekade yang
lalu riset psikologi yang relevan dengan pendidikan telah memberikan banyak
informasi, dan meningkatkan pemahaman mengenai aspek kognitif, emosional dan
kontekstual dari pembelajaran. Prinsip ini menekankan pembelajaran dan pelajar
yang aktif dan reflektif.
Faktor Kognitif dan Metakognitif
a.Sifat proses pembelajaran.
b.Tujuan proses pembelajaran.
c.Konstruksi pengetahuan
Faktor Motivasi dan Emosional
a.Pengaruh motivasi dan emosi terhadap pembelajaran.
b.Motivasi intrinsik untuk belajar
c.Efek motivasi terhadap usaha
Faktor Sosial dan Developmental
a.Pengaruh perkembangan pada pembelajaran
b.Pengaruh sosial terhadap pembelajaran
Faktor Perbedaan Individual
a.Perbedaan individual dalam pembelajaran
b.Pembelajaran dan diversitas
c.Standar dan penilaian
Beberapa Strategi Instruksional Learner-Centered
a.Pembelajaran Berbasis Problem
Pembelajaran berbasis problem menekankan pada pemecahan problem kehidupan
nyata. Kurikulum berbasis problem akan memberi problem riil kepada murid, yakni
problem yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.
b.Pertanyaan Esensial
Pertanyaan esensial adalah pertanyaan yang merefleksikan inti dari
kurikulum, hal paling pemting yang harus dieksplorasi dan dipelajari oleh
murid.
c.Pembelajaran Penemuan
Pembelajaran penemuan adalah pembelajaran di mana murid menyusun pemahaman
sendiri. Pembelajaran penemuan berbeda dengan pendekatan instruksi lamgsung, di
mana guru menjelaskan secara langsung informasi kepada murid.
Kelebihan learner centered :
Kelebihan learner centered :
-Menyertakan siswa dalam proses pembelajaran
-Mendorong siswa untuk memiliki pengetahuan yang lebih banyak
-Menjalin siswa dengan kehidupan nyata
-Mendorong terjadinya pembelajaran secara aktif
-Mendorong terjadinya critical thinking
-Mengarahkan siswa untuk mengenali dan menggunakan berbagai macam gaya
belajar
Kekurangan learner centered :
-Ada kemungkinan untuk menggunakan waktu yang lebih banyak
-Belum tentu efektif untuk seluruh kurikulum
-Belum tentu sesuai untuk siswa yang tak terbiasa aktif
1.3. Analisis Data
Data diperoleh langsung di sekolah yang telah kami tentukan yaitu SMP
Al-Azhar Medan. Hasil data diolah sesuai dengan hasil pengamatan yang
kami lakukan langsung di kelas yang ditentukan dari pihak sekolah, yaitu dengan
dua cara.
1.Observasi Langsung
Data yang kami ambil pada observasi kelompok kami adalah siswa kelas 8
Bilingual B di SMP Al-Azhar Medan yang dilakukan pada mata pelajaran terakhir
yaitu Bahasa Indonesia dan dilakukan pada siang hari pukul 13.30.
2.Wawancara
Diakhir kelas mata pelajaran usai, kami melakukan wawancara kepada 3 siswa
perwakilan kelas dan guru pengajar. Pertanyaan yang kami ajukan kepada siswa
mengenai bagaimana kepuasan mereka terhadap konsep pembelajaran yang diberikan oleh
guru, metode apa yang mereka gunakan saat pembelajaran dan seperti apa
kenyamanan mereka dengan tata kelas yang diberikan sekolah mereka. Sedangkan
pertanyaan yang kami ajukan kepada guru adalah mengenai metode pembelajaran apa
yang diterapkan disekolah SMP Al-Azhar tersebut.
1.4. Alat dan Bahan
- Pulpen
- Notes
- Kamera
- Kamera
- Handphone
1.5. Sampel Penelitian dan Lokasi Pengambilan Data
Sampel penelitian observasi mengambil Siswa/i kelas 8 Bilingual B berada di
lantai 2 SMP Al-Azhar Medan. Lokasi Pengambilan Data berada di SMP Al-Azhar
Medan.
BAB II : PELAKSANAAN
Sistematis Pelaksanaan Penelitian
Tanggal
|
Kegiatan
|
16 Maret
2017
|
Meminta
contoh sampel data dari tahun sebelumnya
|
17 Maret
2017
|
Mendiskusikan
sekolah yang ingin dituju sebagai observasi
|
22 Maret 2017
|
Meminta
surat izin sekolah ke kampus
|
24 Maret
2017
|
Mengantar
dan meminta izin kepada pihak SMP Al-Azhar Medan
|
25 Maret
2017
|
Konfirmasi
sekolah atas izin observasi
|
27 Maret
2017
|
Pelaksanaan
observasi
|
3 April
2017
|
Diskusi
hasil observasi
|
3 April - 6
April 2017
|
Penyusunan
laporan diskusi
|
10 April
2017
|
Posting
Blog
|
BAB III : LAPORAN dan EVALUASI DATA
Laporan
Jadwal Kegiatan
Hari/tanggal : Senin/27 Maret 2017
Waktu : Pukul 13.30 – 15.00
Kelas Observasi/ Mata Pelajaran : 8 Bilingual B/ Bahasa
Indonesia
Sistematika Observasi
Saat tiba di lokasi SMP Al-Azhar kami meminta izin dan berjumpa dengan WKS
1 untuk melakukan observasi dan WKS 1 memilih kelas yang dituju.
WKS 1 memberikan izin observasi di kelas 8 Bilingual B, lalu kami masuk dan
meminta izin kepada guru yang mengajar dikelas tersebut dan mengamati proses
pembelajaran.
Selama di dalam kelas kami mengamati bagaimana guru menjelaskan
materi dan murid diminta guru untuk menjelaskan materi apa yang akan
dibahas atau metode apa yang digunakan dalam materi tersebut.
Kami mengamati bagaimana manajemen kelas tersebut atau tata ruang kelas yang
nyaman bagi murid. Manajemen kelas yang kami amati berupa besarnya ruang kelas terhadap jumlah
murid, letak fasilitas yang disediakan di kelas, dan pencahayaan ataupun tata
lampu dikelas dan susunan bangku para murid.
Keadaan Kelas |
Selama pengamatan tersebut kami mengambil dokumentasi kegiatan murid dan
kegiatan belajar mengajar di kelas tersebut.
Setelah melakukan pengamatan di kelas, kami melakukan wawancara dengan
meminta 3 orang siswa sebagai narusumber kami, dan juga mewawancara guru yang
mengajar.
Pertanyaan yang kami ajukan kepada murid adalah seberapa puas murid dengan
konsep pembelajaran, manejemen kelas yang disediakan, dan metode yang digunakan
guru dalam menjelaskan materi.
Sedangkan pertanyaan yang diajukan kepada guru adalah bagaimana metode yang
dilakukan ke murid apakah efektif atau tidak.
Hasil Observasi
Observasi kami lakukan di kelas 8 Bilingual B pada pukul 13.30. Jumlah
siswa terdiri dari 27 orang dan ketika hadir hanya sekitar 21 orang. Suasana
kelas tersebut cukup nyaman, kurang rapi dan bersih karena sudah siang dan
setelah jam istirahat. Tata letak bangku dan meja disusun saling berhadapan.
Meja guru di letak di bagian depan diantara kedua barisan bangku para siswa.
Dalam gaya penataan kelas, kelas ini menggunakan gaya penataan tatap
muka atau face to face(murid saling menghadap satu sama lain).Kelas
dipenuhi berbagai karya siswa dan beberapa diantaranya mengenai konsep
pembelajaran secara ringkas. Murid diberi loker buku untuk meletakkan barang
mereka karena ukuran meja dan laci yang kecil. Kelas juga diberi dispenser
sebagai air minum para siswa karena mereka melakukan proses belajar sampai
sore. Pencahayaan lampu dikelas kurang baik, karena ada beberapa lampu yang
tidak bisa dinyalakan dan pencahayaan dari luar ruangan tidak masuk kedalam
kelas. Udara dikelas kurang nyaman karena ukuran kelas cukup luas tetapi ukuran
tersebut sesuai dengan banyaknya siswa dan beberapa barang di kelas seperti
dispenser dan loker buku, selain itu tersedia dua buah kipas angin dikelas
tersebut tetapi kipas angin tersebut belum cukup memberikan suhu udara yang
baik untuk murid.
Saat kami memasuki kelas guru sedang mengajarkan Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia. Beliau mengajarkan materi tentang puisi. Saat kami mengamati
pembelajaran berlangsung, guru tidak menggunakan proyektor dan Power Point
sebagai media pembelajaran. Hal ini dikarenakan materi yang akan dibahas
berkaitan dengan membaca puisi karya mereka sendiri sehingga guru tidak
menggunakan media pembelajaran . Kami juga menemukan bahwa media pembelajaran
seperti proyektor tidak lengkap. Hal tersebut terjadi karena sekolah hanya
menyediakan beberapa proyektor untuk semua kelas bukan di setiap kelas
tersedia. Setiap kelas harus saling bergantian dalam memakai proyektor apabila
kelas tersebut ingin menggunakannya. Ini merupakan salah satu kekurangan dari
fasilitas sekolah terhadap media pembelajaran.
Minggu sebelumnya, murid-murid telah diberi tugas membuat puisi karya
masing-masing. Saat observasi kelas sedang berlangsung, guru sedang
menyuruh para siswa untuk membacakan puisi karya mereka. Menurut kami, metode
yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut adalah metode teacher dan learner centered.
Pada awalnya guru menjelaskan materi sebelumnya yaitu menjelasakan
pengertian puisi dan cara membuat puisi yang telah dipelajari pada minggu lalu
kemudian mereka diberi tugas membuat puisi dan guru memeriksa hasil puisi
sebagai tugas mereka. Lalu murid diminta oleh guru kembali menjelaskan materi
yang telah dijelaskan minggu lalu untuk mengingat kembali materi tersebut dan
meminta murid untuk membacakan hasil puisi karya mereka, serta menjelaskan
maksud dari puisi tersebut kepada teman-teman mereka. Disini murid sebagai
fasilitator yang menjelaskan materi puisi, dan guru membimbing muridnya dalam
mengamati penjelasan dari para siswa. Namun saat guru menjelaskan dan murid
membaca puisi karya mereka, terkadang beberapa siswa lebih asik sendiri
terhadap urusan masing-masing. Tetapi cara mengajar guru cukup santai sehingga
para siswa tidak merasa jenuh biarpun mata pelajaran tersebut di mulai pada
pukul 2 siang. Proses belajar mengajar cukup aktif, dimana siswa juga aktif
dalam berpartisipasi dalam proses belajar. Pembelajaran terjadi secara 2 arah
dan terkadang guru bisa mengkondisikan suasana kelas.
Diakhir pengamatan, kami melakukan wawancara kepada tiga perwakilan siswa
kelas dan guru yang mengajar di kelas. Pertanyaan yang kami ajukan kepada 3
siswa adalah
1.Apa yang membedakan kalian dengan sebutan kelas Bilingual dengan kelas
lain?
2.Bagaimana dengan pemanfaatan teknologi seperti proyektor saat kalian
melakukan proses pembelajaran? Seberapa sering kalian gunakan?
3.Menurut kalian, apakah suasana dan penataan kelas tersusun
dengan baik dan nyaman?
Dari ketiga pertanyaan yang kami ajukan kepada 3 siswa secara bergantian,
kami menyimpukan bahwa mereka dikatakan siswa kelas Bilingual karena mereka
menggunakan 2 bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris saat proses
pembelajaran dan itu tergantung mata pelajaran apa yang mereka pelajari di hari
itu. Selain itu, saat melakukan proses pembelajaran pemanfaatan teknologi
menurut mereka sangat baik karena mereka diajarkan untuk kreatif dan dapat
menggunakan proyektor dan power point saat menyampaikan materi pelajaran,
penggunaan media pembelajaran tersebut juga jarang dilakukan karena melihat
materi apa yang akan mereka sampaikan dan siapa yang akan menyampaikan materi
apakah murid atau guru mereka. Dan untuk jawaban terakhir kami menyimpulkan
bahwa mereka cukup nyaman dikelas yang mereka gunakan saat belajar, karena
kelas dipenuhi berbagai kreatifitas mereka, penataan kelas yang digunakan
dimana susunan bangku dan kursi dibuat berhadapan dengan teman mereka dan
posisi guru berada di tengah meja para murid. Pendapat mereka mengenai kelas
tersebut adalah kelas juga terasa panas karena sirkulasi udara yang masuk
kurang begitu baik dan pendingin ruangan tidak ada yang ad hanya kipas angin
dikelas mereka sehingga terkadang terasa panas.
Sedangkan pertanyaan yang kami ajukan kepada guru adalah mengenai
bagaiamana metode pembelajaran yang biasa digunakan di SMP Al-Azhar dan
bagaimana pendapat guru mengenai para siswa yang mengikuti pembelajarannya.
Dari jawaban tersebut kami menyimpulkan bahwa di SMP Al-Azhar ini menerapkan
instruksi pembelajaran teacher dan learner centered, guru membawakan materi dan
kemudian murid juga diberi kesempatan untuk menyampaikan materi serta murid
dibagi kedalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan pembelajaran. Siswa
mengikuti pembelajaran secara aktif karena setiap akan datang guru menyampaikan
strategi apa yang akan digunakan untuk pembelajaran selanjutnya dan mewajibkan
para siswa untuk membaca materi sebelum mengikuti pembelajaran.
Evaluasi
Dalam penelitian observasi ini, kami mengamati beberapa topik pembelajaran,
yaitu manajemen kelas, konsep e-learning, instruksi
pembelajaran yang digunakan guru. Kami mengalami sedikit hambatan ketika
mendapat izin dari pihak sekolah, dimana SMP Al-Azhar merupakan sekolah dibawah
naungan yayasan, sehingga pihak sekolah harus meminta izin dulu kepada pihak
yayasan dalam memberikan izin kepada kami untuk melakukan observasi. 2 hari
setelah kami meminta izin, kami diberi kabar diizinkan untuk melakukan observasi
di Al-Azhar. Selain itu, terdapat perencanaan yang sudah disusun yang kurang
sesuai saat kami melakukan pengamatan. Pada awalnya kami telah menyusun rencana
untuk melakukan pengamatan kepada kelas yang melakukan pembelajaran e-learning,
yaitu menggunakan proyektor dan power point sebagai media pembelajaran, tetapi
ketika dilapangan pihak sekolah tidak memberikan kelas dimana guru atau murid
tidak menggunakan proyektor dan power point sebagai media pembelajaran dan
tidak sesuai yang ingin kami observasi. Menurut kami kemungkinan adanya kurang
komunikasi antara anggota yang meminta izin dan pihak sekolah yang menentukan
kelas yang akan di observasi.
Walaupun saat kami melakukan observasi tidak sesuai yang kami harapkan,
tetapi berdasarkan hasil wawancara kami kepada perwakilan siswa dan guru yang
mengajar bahwa SMP AL-Azhar memakai konsep e-learning dalam
pembelajaran yaitu memakai proyektor dan menggunakan power point tetapi
bergantung terhadap materi yang akan diajarkan. Selain itu, kendala lain
dari observasi kami adalah dikarenakan observasi kami dapat dilakukan saat
setelah istirahat sholat Zuhur dan makan, pengamatan kami mengenai manajemen
kelas adalah keadaan kelas kurang kondusif saat siswa mengikuti mata pelajaran
siang hari hal ini disebabkan udara kelas yang kurang baik dan
pencahayaan yang kurang baik masuk ke ruangan kelas, sehingga kelas terasa
sedikit gelap. Meskipun begitu konsep pembelajaran di SMP Al-Azhar dan
manajemen kelas seperti penataan meja, bangku dan sebagainya sudah tersusun cukup
baik.
Testimoni
Alde Rahman Ifari (16-166)
Kami melakukan observasi pada pukul 2 siang dimana itu merupakan jadwal
belajar selepas ishoma. Kami mendapatkan kesempatan untuk mengobservasi kelas 8
bilingual B. Saat itu guru menjelaskan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Guru
mengajar dengan cukup mudah dan energik dan cara mengajar cukup santai. Para
siswa cukup antusias dengan kegiatan belajar di kelas tersebut, tetapi suasana
kelas tidak kondusif dan udara panas membuat proses belajar dan mengajar
menjadi terganggu. Untungnya, guru tahu bagaimana cara agar para siswa tetap
fokus dan tidak asik dengan kegiatannya sendiri.
Eunike Aprillia Siagian (16-169)
Dari observasi sekolah pada SMP Al-Azhar ini, sistem e-learning dan
pengajarannya sudah cukup efektif. Disini saya benar-benar bisa mengerti dan
dapat mengaplikasikan dengan jelas contoh nyata dari teori yang ada. Kemudian
merasakan sulitnya untuk mencari sekolah, meminta izin dengan kepala
sekolah, mengurus surat izin dan mengatur pertemuan selanjutnya untuk melakukan
observasi. Berkomunikasi dengan bahasa yang sopan dan tidak menyinggung dan
yang agak sulit saat menyusun kata-kata untuk meminta izin. Mengatur konsep
observasi yang berlangsung. Banyak belajar menjadi seorang leader dalam
kelompok yang menguji kesabaran, keikhlasan, serta menampun semua pendapat dari
anggota. Lalu mengamati interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar
menjadi pelajaran bagi saya sendiri. Begitu sulitnya mengamati mereka dalam
proses belajar, ada yang bermain-main saat guru menerangkan, ada yang bercerita
dengan temannya saat pelajaran berlangsung dan yang paling sulit adalah saat
observasi berlangsung dan mereka tau sedang di observasi, mereka menjadi baik
saat kami mengamati interaksi mereka. Namun, itu semua sudah bagian dari resiko
observasiini. Bagi sekolah SMP Alazhar Medan ini, hendaknya dapat
memfasilitasi sistem e-learningnya secara merata pada seluruh
kelas, tidak hanya pada beberapa kelas saja ataupun saat materi yang memerlukan
sistem e-learning tersebut.
Saras Gusvita (16-173)
Menurut saya, salah satu tugas observasi mata kuliah psikologi pendidikan
adalah hal yang menarik, karena tugas ini memberikan saya kesempatan untuk
belajar mengamati lingkungan pembelajaran di sekolah dan ini adalah perdana
saya dalam melakukan tugas observasi. Manfaat observasi ini adalah saya
dapat mengetahui bagaimana para guru memberikan metode pembelajaran serta
bagaimana guru mengatur murid di dalam kelas, belajar untuk bekerja sama dan
menyatukan berbagai pendapat dari setiap anggota, memilih waktu dan menyusun
perencanaan untuk observasi dan menguji kesabaran terhadap berbagai persoalan
yang dihadapi selama proses observasi ini.Terdapat kendala yang saya alami,
seperti saat melakukan observasi pada siang hari, sehingga suasana kurang
kondusif di dalam kelas, mengatur waktu antara mengerjakan laporan dengan
mengerjakan tugas lain. Observasi ini sangat perlu bekerja keras agar hasil
laporan maksimal dan sesuai dengan yang diamati. Dengan adanya tugas observasi
ini, saya belajar untuk membagi waktu dengan baik antara tugas observasi dan
tugas mata kuliah yang lain.
Nabila Yasmin Fahira (16-180)
Pada tanggal 27 maret 2017, saya dan teman-teman saya melakukan observasi
ke sekolah al-azhar untuk tugas pendidikan kami. Kami di sana melakukan
observasi melihat bagaimana di kelas mereka belajarnya, apa yang mereka gunakan
untuk belajarnya, dan apakah suasanya nyaman untuk belajar. Jadi kami mengamati
keadaan di kelasnya, suasananya terkadang ribut terkadang tidak, murid-murid
nya juga dapat mengikuti pembelajarannya, dan di kelas itu biasanya mereka
menggunakan alat bantu yaitu proyektor, itu berguna dalam pembelajaran, untuk
tidak bosan dan memanfaatkan teknologi yang tersedia di sekolah tersebut. Ada
kekurangannya untuk di dalam ruangan karena di dalam hanya menggunakan kipas
tetapi tidak banyak sehingg murid-murid kepanasan. Itu bisa membuat tidak
konsentrasinya dalam belajar, tapi tetap dapat mengikuti pembelajaran.
Alifah Nabilah (16-182)
Bedasrkan tugas pendidikan,kami disuruh untuk melakukan observasi
kesekolah, Jadi hari Senin tanggal 27 maret 2017 kami melakukan observasi ke
sekolah SMP Al-Azhar di medan guna melaksanakannya.disana kami melihat
bagaimana proses belajar mengajar nya ,sistem belajarnya,media belajar dan
suasana kelas
Terkadang mereka belajar menggunakan proyektor dan juga suasana awal kelas
kondusif namun mulai ricuh saat guru menyuruh untuk melakukan sesuatu dan juga
kelas kurang dalam hal seperti kipas angin dan lampu.
Dhita Dwi Endayu (16-188)
Pada awal memasuki sekolah SMP Al-Azhar, saya merasa bernostalgia kembali
dengan sekolah, karena smp ini adalah smp saya dulu. Saya menjadi rindu dengan
kegiatan di sekolah ini. Dan dalam hal observasi,sebelumnya saya tidak pernah
melakukan observasi apapun atau dimanapun, ini yang hal perdana yang pernah
saya lakukan. Observasi ini memberikan banyak pelajaran bagi saya sendiri,
pelajaran bagaimana mengetahui kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru
dan murid. Beda rasanya mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan
mengobservasi bagaimana kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Kemudian,
observasi ini juga mengajarkan saya bagaimana bekerja kelompok dengan
seharusnya, mengajarkan kerja sama satu sama lain, dengan tidak memaksakan
kehendak sendiri. Observasi ini juga dapat membuat lebih memahami bagaimana materi
yang sudah dipelajari sebelumnya di kelas. Observasi ini membutuhkan kerja
keras, karena agar dapat mendapatkan hasil yang maksimal. Dan observasi ini
juga dapat mengajarkan saya untuk memanage waktu, dengan membagi waktu untuk
mengerjakan observasi dengan hal yang lainnya. Saya berharap akan ada sesi
observasi selanjutnya di kemudian hari agar dapat lebih menambah pelajaran
berharga bagi saya.
Doli Indra Aulia (16-233)
Observasi ini adalah kali pertama bagi saya, menurut saya dalam observasi
ini sangatlah menyenangkan bisa langsung turun kelapangan dengan melihat
bagaimana metode pembelajaran dikelas dan suasana kelas tersebut. Guru
sangatlah pandai untuk menenangkan muridnya ketika suasana sedang ribut dan
guru diSMP Al-Azhar Medan sangatlah ramah, setiap kelas sangat banyak papan
kelas dengan kertas yang bertulisan motivasi-motivasi semnagat belajar dari
hasil tulis murid itu sendiri. Banyak hal positif yang bisa diperoleh bahwa
semangat belajar bukanlah hanya dari diri sendiri tapi dengan tulisan tulisan
atau gambar yang bisa membuat kita termotivasi untuk belajar. Dan ketika
melihat mereka saya teringat disaat masa SMP saya, semoga saya dan teman teman
bisa kembali berobservasi bersama dimasa mendatang. Pengalaman yang saya
dapatkan disaat observasi ini adalah ketika kita kurang motivasi dari diri
sendiri kita bisa membuat motivasi dengan segala bentuk untuk mendorong kita
mencapai tujuan atau cita cita.
Lampiran
Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian |
Poster Hasil Observasi |
Daftar Pustaka
Santrock, J.W. 2004. Psikologi Pendidikan. Edisi Kedua.
Diterjemahkan oleh : Tri Wibowo BS. Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP
file:///C:/Users/WIN7/Downloads/665-2360-1-PB.pdf